Sabtu, 15 Juni 2019

Keperawatan Maternitas (Ibu Hamil)

Dampak Serius Hipertensi terhadap Kehidupan Ibu hamil

0

Hipertensi adalah penyakit yang ditandai dengan naiknya tekanan darah secara menetap (Dipiro dkk, 2011). Kenaikan darah tersebut meliputi aspek systole maupun diastole yang melebihi 140/90 mmHg.  Hipertensi merupakan suatu penyakit yang serius apabila tidak segera di tangani khususnya pada ibu hamil. Hal itu dikarenakan, hipertensi menjadi penyebab utama dari kematian ibu hamil. Survei Demografi Kesehatan pada tahun 2007 menyatakan bahwa Angka Kematian Ibu yang terjadi sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Selain itu, sebesesar 90% kematian ibu disebabkan saat terjadinya persalinan dan kematian setelah persalinan disebabkan oleh eklamsia (24%), infeksi (11%), dan perdarahan (28%). Selain itu, factor lain penyebab kematian ibu hamil adalah partus lama (5%), trauma obstetric (5%), dan emboli obstetric (3%). Berikut bahaya hipertensi pada ibu hamil:
1.      Menurunkan aliran darah ke plasenta
Hal ini menyebabkan transport nutrisi dan oksigen ke bayi terhambat sehingga pertumbuhan dan perkembangan bayi terhambat (Lalage 2013).
2.      Meningkatkan resiko rusaknya plasenta. Akibatnya plasenta terpisah dari uterus sebelum waktunya (Lalage, 2013).
3.      Kelahiran sebelum waktunya bahkan kematian janin di dalam Rahim (Lalage, 2013).
4.      Menimbulkan komplikasi jantung, gagal organ, gangguan pembuluh darah di otak, kematian.
5.      Memicu munculnya penyakit ginjal maupun kardiovaskuler
Sedangkan factor-faktor penyebab hipertensi pada ibu hamil diantaranya:
1.      Primipaternitas (Hiperplasentosis)
Hiperplasentosis meliputi DM, hidrops fetalis, bayi dengan ukuran yang besar (kelebihan usia), dan kehamilan multiple.
2.      Penyakit ginjal
Penyakit ginjal dapat menimbulkan hipertensi, begitu pula sebaliknya hipertensi dapat memicu penyakit ginjal ( Bothamley, 2011).
3.      Hipertensi sebelum hamil
4.      Primigravida (kehamilan pertama)


5.      Umur
Bertambahnya usia dapat meningkatkan tekanan darah sistolik. Hal ini dikarenakan, bertambahnya usia menimbulkan dinding pembuluh darah menjadi kaku serta menyempitnya lumen.
6.      Stres
7.      Kebiasaan merokok
Hal ini dikarenakan nikotin yang terhisap paru-paru diedarkan ke otak melalui aliran darah. Selanjutnya otak mengirimkan sinyal kepada kelenjar adrenal untuk menstimulasikan hormone epinefrin yang dapat menyempitkan pembuluh darah. Dengan menyempitnya pembuluh darah, maka tekanan menjadi tinggi sehingga jantung harus bekerja lebih berat.
8.      Olahraga yang kurang
Kurangnya aktivitas fisik menyebabkan aliran darah menjadi tidak lancer. Oleh karena itu, dibutuhkan olahraga yang teratur untuk melancarkan aliran darah sehingga hipertensi menjadi turun. Olahraga yang kurang juga dapat memicu kolesterol, diabetes mellitus, jantung coroner, dan stroke.
9.      Keturunan atau genetik
Seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat hipertensi, preeklamsia, maupun eklamsia berpotensi lebih besar untuk terkena hipertensi daripada seseorang yang tidak memiliki riwayat hipertensi pada keluarganya.
10.  Konsumsi lemak dan garam
Konsumsi lemak dan garam menjadi factor hipertensi karena konsumsi lemak dan garam secara berlebihan dapat memicu naiknya tekanan darah.
11.  Indeks massa tubuh
Berdasarkan suatu penelitian, penurunan 1% berat badan dapat menurunkan 1 mmHg sistolik dan 2 mmHg diastolic. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari (2013) didapatkan bahwa hipertensi banyak ditemui pada ibu hamil dengan IMT ≤26,0 Ssebanyak 312 (58,8%) dan >26,0 sebanyak 219 (41,2%).
Hipertensi yang terjadi pada ibu hamil terbagi menjadi beberapa jenis seperti:
1.      Hipertensi kronis
Merupakan hipertensi yang sudah ada sebelum masa kehamilan berlangsung  atau
2.      Hipertensi gestasional
Hipertensi Gestasional adalah hipertensi yang  timbul saat kehamilan dan menghilang kira-kira 3 bulan pasca melahirkan atau kehamilan yang ditandai oleh adanya preeklamsia tanpa proteinuria
(Prawirohardjo, 2013).
3.      Hipertensi kronis dengan Superimposed preeclampsia
Merupakan hipertensi yang terjadi sebelum masa kehamilan namun disertai dengan adanya kadar protein di dalam urine.
4.      Preeklampsia dan eklampsia
Merupakan hipertensi pada masa kehamilan yang diikuti dengan komplikasi organ lain.
Preeclampsia atau eklampsia ini membahayakan janin dan ibu hamil bahkan jika tidak segera di tangani dapat berujung pada kematian.
Tingginya angka hipertensi pada ibu hamil menjadi salah satu masalah yang harus segera ditangani. Berikut cara menanggulangi hipertensi pada ibu hamil:
1.      Melakukan olahraga teratur seperti aerobic (jogging, berjalan kaki, renang, bersepeda). Olahraga dapat dilakukan minimal 3x dalam seminggu. Dengan berolahraga, penimbunan lemak menjadi berkurang sehingga menurunkan angka hipertensi.
2.      Mengkonsumsi banyak serat (sayuran dan buah)
Hal ini dikarenakan konsumsi serat mempengaruhi metabolisme garam empedu, metabolisme kolesterol, menurunkan kolesterol hati dan darah, dan menormalkan diameter pembuluh darah.
3.      Mengurangi konsumsi garam dan lemak
Konsumsi lemak yang tinggi dapat meningkatkan koleterol dalam darah yang dapat memicu tersumbatnya pembuluh darah sehingga beban kerja jantung menjadi besar. Sedangkan konsumsi garam secara berlebih dapat meningkatkan sodium dalam sel pada dinding arteriol mengalami kontraksi sehingga menimbulkan hipertensi.
4.      Mengurangi stress
5.      Menghindari Asap Rokok, alkohol
6.      Melakukan pemeriksaan secara rutin
7


DAFTAR PUSTAKA

Herwati, & Sartika, W. (2013-2014). Terkontrolnya Tekanan Darah Penderita Hipertensi Berdasarkan Pola Diet dan Kebiasaan Olaharaga di Padang Tahun 2011. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Jumaiza, Elvira, D., & Panjaitan, A. A. (2018). Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Ibu Hamil Trimester III. Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan, 127-135.
Radjamuda, N., & Montolalu, A. (2014). Faktor-Faktor Resiko yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Ibu Hamil di Poli Klinik Obs-Gin Rumah Sakit Jiwa Prof.DR. V. L. Ratumbuysang Kota Manado . JIDAN, 33-34.
Tjekyan, S. S., & Zulkarnain, M. (2017). Faktor-Faktor Risiko dan ANgka Kejadian Hipertensi pada Penduduk Palembang. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat.



Keperwatan Dewasa (Kanker)


“SADARI” Deteksi Awal  Kanker Payudara

Kanker merupakan salah satu penyakit yang hingga saat ini masih menjadi masalah besar bagi masyarakat dunia. Menurut WHO, jumlah penderita kanker terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2018 WHO mengestimasi terdapat 18,1 juta kasus kanker baru dan 9,6 juta kematian yang terjadi. Hal ini menjadikan kanker menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia pada abad ini. (1) Sejauh ini kanker memiliki berbagai macam jenis, diantaranya kanker serviks, kanker payudara, kanker hati, kanker mulut, kanker prostat, dan lain sebagainya. Menurut Riskesdas 2013, pravalensi kasus kanker di Indonesia sebesar  1,4 per 1.000 penduduk dan merupakan penyebab kematian nomor 7 dari seluruh penyebab kematian. (2)

Di Indonesia, kanker payudara merupakan kanker yang paling banyak diderita oleh masyarakat Indonesia. Kanker payudara yaitu kumpulan sel-sel kanker yang berkembang cepat dan abnormal pada jaringan payudara. Penyebab dari kanker payudara belum dapat ditentukan secara pasti. Menurut dr. Hardina Sabrida, MARS seseorang memiliki resiko terkena kanker payudara, apabila:
·         Usia haid pertama di bawah 12 tahun.
·         Wanita tidak menikah.
·         Wanita menikah tidak mempunyai anak.
·         Melahirkan anak pertama pada usia di atas 30 tahun.
·         Tidak menyusui.
·         Menggunakan kontrasepsi hormonal dan atau mendapat terapi hormonal dalam waktu yang cukup lama.
·         Usia menopause lebih dari 55 tahun.
·         Pernah operasi tumor jinak payudara.
·         Riwayat kanker dalam keluarga.
·         Wanita yang mengalami stres berat.
·         Konsumsi lemak berlebihan, konsumsi alkohol berlebihan.
·         Perokok aktif & pasif. (2)

Namun demikian sebenarnya kanker payudara tersebut dapat di deteksi dini dengan melakukan “Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)”. Dengan melakukan SADARI dengan tepat dan rutin, sebanyak 80% kanker payudara dapat ditemukan. Kanker payudara yang terdeteksi dini tingkat kesembuhannya jauh lebih tinggi dibandingkan ketika kanker terdeteksi pada stadium lanjut. SADARI biasa dilakukan pada hari ke 7 hingga hari ke 10 menstruasi tiap bulannya. Periksaan ini sebenernya mudah untuk dilakukan oleh semua rentang usia, namun masih banyak yang belum mengetahui bagaimana cara melakukan SADARI tersebut. (3) Berikut merupakan  cara mudah  melakukan SADARI :
1.      Pertama, anda dapat berdiri didepan cermin. Kemudian angkat tangan anda dan bahu dalam posisi lurus sejajar. Setelah itu, letakkan kedua tangan di pinggang anda. Amati bentuk, ukuran, dan warna payudara anda. Kelainan yang mungkin ditemukan adalah benjolan, kerutan, posisi puting tidak normal, struktur kulit, atau kemerahan.
2.      Kedua, angkat kedua tangan anda lurus keatas setinggi mungkin. Amati pergerakan payudara. Jika payudara normal, maka kedua payudara akan terangkat secara bersamaan.
3.      Ketiga, tekan secara perlahan payudara anda dengan menggunakan ujung jari. Raba payudara dengan berbagai pola seperti pola melingkar, kanan-kiri, atas-bawah, maupun dari tengah kesamping hingga area ketiak. Rasakan apakah ada benjolan pada payudara anda.
4.      Keempat, tekan puting secara perlahan. Apabila terdapat cairan yang keluar dari puting anda (biasanya berwarna putih, kuning, atau darah), segeralah konsultasi ke dokter, karena hal tersebut tidaklah normal.
5.      Kelima, bungkukkan badan anda di depan cermin. Raba dan amati apakah ada perubahan pada payudara anda.
6.      Keenam, baringkan tubuh anda dan beri bantalan pada sisi payudara kanan yang akan di periksa. Letakkan tangan kanan ke belakang kepala dan gunakan ujung jari kiri anda untuk melakuan pemeriksaan. Lakukan pemeriksaan yang sama pada payudara kiri. (4)

Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan pemeriksaan yaitu :
Ø  Benjolan pada payudara
Ø  Kulit kemerahan
Ø  Payudara menebal
Ø  Payudara mengkerut
Ø  Payudara berlesung pipit
Ø  Puting tertarik ke dalam
Ø  Puting mengeluarkan cairan

Jika kurang jelas berikut video penjelasan cara melakukan SADARI :


Referensi


1. Juniman, Puput Tripeni. WHO: Kanker Membunuh Hampir 10 Juta Orang di Dunia Tahun Ini. [Online] CNN Indonesia, 13 September 2018. [Dikutip: 31 Mei 2019.] https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180913133914-255-329910/who-kanker-membunuh-hampir-10-juta-orang-di-dunia-tahun-ini.
2. Pusat Data dan Informasi. Situasi Penyakit Kanker. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI, 2015. ISSN 2088-270X.
3. Wantini, Nonik Ayu. PENYULUHAN DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) di DUSUN CANDIREJO, TEGALTIRTO, BERBAH, SLEMAN. Yogjakarta : RAKERNAS AIPKEMA, 2016.
4. Cara Melakukan SADARI Untuk Mendeteksi Kanker Payudara. [Online] Kementrian Kesehatan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, 3 September 2018. [Dikutip: 31 Mei 2019.] http://promkes.kemkes.go.id/cara-melakukan-sadari-untuk-mendeteksi-kanker-payudara.
5. Roche. Kalahkan Kanker Bra Talk - Identify lumps and other breast changes.[Berkas Video], 7 September 2018. [Dikutip: 31 Mei 2019.] https://www.youtube.com/watch?v=AhemCGoGxwU


Keperawatan Maternitas


Kenali Faktor Penyebab Persalinan


Persalinan merupakan kejadian dimana terjadi kontraksi pada rahim ibu dan dimulai dengan pembukaan untuk mengeluarkan bayi dari rahim. Bagi ibu yang sedang mengandung anak pertama, tentunya ingin menjalani persalinan normal bukan dengan operasi.
Selama proses persalinan normal, kepala bayi biasanya berada di bawah atau di panggul. Ia siap keluar dengan kepala terlebih dahulu. Pada beberapa kasus, kepala bayi tidak berada di bawah dan disebut ‘sungsang‘. 
Sekarang kita akan membahas mengenai apa saja faktor-faktor yang membuat ibu mengalami persalinan.

Faktor-Faktor Penyebab Persalinan


1. Faktor Hormonal
Satu sampai dua minggu sebelum persalinan terjadi penurunan hormone esterogen dan progresteron. Dimana progresteron bekerja sebagai relaksasi otot polos. Sehingga aliran darah berkurang dan hal ini menyebabkan atau merangasang pengeluaran prostaglandin merangsang dilepaskannya oksitosin. Hal ini juga merangsang kontraksi uterus. Faktor struktur uterus atau rahim membesar dan menekan, menyebabkan iskemia otot-otot rahim sehingga menganggu sirkulasi otot plasenta yang berakibat degenerasi.
2. Faktor Syaraf
Karena pembesaran janin dan masuknya janin ke panggul maka akan menekan dan menggesek ganglion servikalis yang akan merangsang timbulnya kontraksi uterus.
3. Faktor Kekuatan Plasenta
Plasenta yang mengalami degenerasi akan mengakibatkan penurunan produk hormon progrestero dan esterogen.
4. Faktor Nutrisi
Suplai nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan dikeluarkan.
5. Faktor Partus
Partus sengaja ditimbulkan oleh penolong dengan menggunakan oksitosin, amniotomo gagang laminaria.





Daftar Pustaka

BAB II TINJAUAN TEORI PERSALINAN. (n.d.). Retrieved Mei 30, 2019, from http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-caturindri-5155-2-bab2.pdf

Keperawatan Dewasa


Kenali Penyebab Diabetes Melitus II



Diabetes melitus adalah penyakit yang sering dijumpai pada usia dewasa. Menurut WHO, Diabetes Melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat dari insufisiensi fungsi insulin.(1)  Diabetes mellitus memiliki beberapa tipe salah satunya diabetes mellitus tipe 2. Diabetes melitus tipe 2 merupakan tipe diabetes yang paling umum di temukan. Penyakit ini sering  di sebut diabetes life style karena penyebabnya selain faktor keturunan, faktor lingkungan meliputi usia, obesitas, resistensi insulin, makanan, aktifitas fisik, dan gaya hidup.(2)

Indonesia, masuk ke dalam peringkat 6 angka kejadian diabetes melitus terbanyak di dunia. Dalam Diabetes Atlas 2000 (International Diabetes Federation) tercantum perkiraan penduduk Indonesia diatas 20 tahun sebesar 125 juta dan dengan asumsi prevalensi DM 4,6%, diperkirakan pada tahun 2000 berjumlah 5,6 juta. Berdasarkan pola perambahan penduduk seperti ini, diperkirakan pada tahun 2020 nanti akan ada sejumlah 178 juta penduduk berusia diatas 20 tahun da dengan asumsi prevalensi DM sebesar 4,6% akan didapatkan 8,2% juta pasien diabetes.(3)

Dengan estimasi data tersebut maka dibutuhkan adanya usaha untuk penanganan dan pencegahan terhadap kejadian DM. Salah satu upaya untuk penanganan dan pencegahan timbulnya kejadian peningkatan DM adalah dengan masyarakat mengetahui dan paham akan penyebab terjadinya diabetes mellitus. Menurut KEMENKES penyebab terjadinya diabetes mellitus sebagai berikut :(4)

     Kelebihan berat badan atau Obesitas.
Untuk mencegah terjadinya obesitas olahraga secara rutin sangat dianjurkan untuk menurunkan berat badan dan menurunkan resistensi insulin.

2.      Sering stress. Jika seseorang mengalami stres, tubuh orang tersebut akan meningkatkan produksi hormon epinephrine dan kortisol agar gula darah naik dan tersedia cadangan energi untuk beraktivitas. Riwayat hidup keluarga
3.      Faktor keturunan
4.   Kondisi tertentu pada wanita karena yang memiliki sindrom ovarioum polikistik lebih beresiko untuk menderita diabetes.
5.      Makanan tinggi gula dan lemak. Sering mengonsumsi makanan tinggi gula dan lemak merupakan salah satu hal penyebab diabetes. Mengkonsumsi makanan seperti ini berisiko dapat meningkatkan kadar kolesterol dan tekanan darah.
6.      Makanan beresiko tinggi seperti gorengan



Bibliography



1. Betteng, Richardo. ANALISIS FAKTOR RESIKO PENYEBAB TERJADINYA DIABETES
MELITUS TIPE 2 PADA WANITA USIA PRODUKTIF DIPUSKESMAS WAWONASA.Manado: Vol 2 (2).Juli 2014.

2. Ratnasari, Nur Isnaini. Faktor risiko mempengaruhi kejadian Diabetes mellitus tipe dua. Purwokerto : Jurnal Keperawatan dan Kebidanan Aisyiyah ISSN 2477-8184.Vol 14, No. 1, Juni 2018, pp.59-68
3. Irawan, Dedi. Prevalensi dan Faktor Risiko Kejadian Diabetes Mellitus Tipe dua Di Daerah Urban Indonesia. Tesis dipublikasikan. Jakarta: Univesitas Indonesia. 2010

4. Kenali Kebiasaan Penyebab Diabetes. [Online] Kementrian Kesehatan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, 25 November 2015. [dikutip : 13 Juni 2019.] http://www.depkes.go.id/development/site/depkes/index.php?cid=1-15112500017&id=kenali-kebiasaan-penyebab-diabetes.





Keperawatan Maternitas (Ibu Hamil)

Dampak Serius Hipertensi terhadap Kehidupan Ibu hamil 0 Hipertensi adalah penyakit yang ditandai dengan naiknya tekanan darah secar...